Kamis, 10 September 2015

Jodoh dan esensi yang terlupakan

Belakangan ini saya sering melihat fenomena di kampus yang lagi marak dan jauh lebih nge-trend daripada batu akik. Sebagai seorang mahasiswa semester buncit alias semester akhir, (eh hari minggu udah mau wisuda lho, haha) banyak teman-teman seangkatan bahkan di kampus saya yang menikah muda, terutama yang cewek-cewek.
"cewek mah enak cuman menunggu dilamar, jika cocok bilang "yes", jika tidak ya tinggal bilang,"no", lha kita para cowok, ya harus mapan dulu baru nikah" begitu kira-kira celotehan teman cowok saya.
Fenomena menikah (muda) mulai menjamur di telinga saya, mulai dari datangnya undanan pernikahan dari teman sekelas, teman seangkatan, teman SMA, temen SMP apalagi temen SD sejak saya menginjak semester 8, ya semester dimana sibuk-sibuknya mengejar skripsi. Bahkan, biaya kondanganpun jauh lebih mahal daripada biaya skripsi #oposeh.
Tiada hari ditelinga saya selain mendengar topik skripsi, ya topik menikah, calon, jodoh dan seputarnya.

Tapi bukan perkara pesta pernikahan yang mewah serta calon istri yang cantik yang akan saya bahas kali ini. Melainkan sebuah "esensi" yang terlupakan.
Banyak teman saya tiba-tiba menjadi, #maaf -alim-
hanya karena "mengejar jodoh yang baik" atas dasar Surat An-Nur: 26.
"Lelaki yang baik dapatnya wanita yang baik, dan sebaliknya" begitu makna dari ayat tersebut.

Tidak salah sih kita berusaha menjadi manusia yang lebih baik lagi. Tapi sayang, niatnya gak bener.
Kita lupa akan esensi atau makna dari ayat tersebut. Lalu bagaimana?
Ya berlakulah sewajarnya saja. Saya juga tidak tau, setelah ini, sekian detik kedepan kita seperti apa. Bisa jadi, lantaran "niat" kita yang salah, setelah kita mendapat jodoh yang baik itu, kita menjadi malas-malasan beribadah, kita jadi lupa sama Allah yang memberikan kita jodoh.
Sama halnya dengan fenomena UNAS, wuiih gak main-main setiap sekolah bahkan mengundang kyai terkenal untuk memberikan "asupan" rohani kepada siswa-siswinya. Tapi setelahnya? Corat-coret baju, ada juga yang sampai #maaflagi pesta sex bebas. na'udzubillah

Perbaiki niat, karena niat adalah yang paling penting dan utama. Kita mendekat kepada Allah bukan semata-mata meminta jodoh yang baik kepada Allah. Allah itu Maha Tahu, mana jodoh yang baik buat
kita.Perbaiki diri kita sendiri, inshaAllah jodoh kita pasti juga sedang memperbaiki diri. Dekatkan diri kita kepada Allah semata-mata meminta petunjuk, meminta ampun atas segala dosa, mendekat sedekat-dekatnya. Karena jika kita sudah dekat dengan Allah, jangankan jodoh, peri cantik dari syurga pun Allah kasih jika menghendaki.

Kita juga kadang salah berfikir, kita sedang mencari jodoh, bukan mencari pemberi jodoh. Ya kita mendekat kepada Allah untuk lebih mencintai Allah, bukan makhluk-Nya. Ketika kita sudah cinta sama Allah, makhluk bukan lagi tujuan kita. Kita tidak akan lagi mengejar cinta dari makhluk-Nya, tapi mengejar cinta-Nya, cinta-Nya dan cinta-Nya yang akan menenteramkan jiwa dan raga. Tidak ada keraguan lagi dalam diri. Bahkan ketika misal kita ditolak ketika melamar, kita tidak akan sedih dan takut, karena kita sudah punya kekasih dan cinta-Nya tidak akan pernah luntur sedikitpun, yaitu Allah.

Tak usah khawatir akan jodoh. Bukankah jodoh sudah di tulis di kitab Lauhul Mahfudz? Lalu mengapa kita menjadi risau, gelisah galau dan merana masalah jodoh? Jodoh, rejeki dan ajal adalah tiga hal yang tidak bisa kita ubah sesenti lebih banyak atau sesenti lebih sedikit. Semua sudah ditakar menurut perhitungan Allah.
Bukankah ketika kita sedang resah masalah jodoh membuktika bahwa iman kita sedang lemah? atau bisa jadi kita sedang dirayu setan? Tidak percaya dengan janji Allah? Tidak percaya dengan kitab diatas arsy sana yang sudah tertulis ketika ruh kita diciptakan?
ahhh Ya Rabb, maafkan kami yang sering lalai akan perintah-Mu,
Maafkan kami yang sering menduakan-Mu dengan makhluk-Mu
Maafkan kami yang sering lupa akan hakekat cinta-Mu yang abadi..
Ya Rabb, hamba percaya,
jodoh hamba, rejeki hamba dan ajal hamba Engkau yang mengatur
Engkaulah Dzat sebaik-baik pengatur.
Hamba hanya manut Engkau, ya Gusti Allah..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar