Minggu, 01 November 2015

Tour De Probolinggo

Selama 4 hari tanggal1-4 Februari 2014 menjadi awal bulan yang paling seru yang akan dilalui 50 pemuda pemudi yang terpilih dari seluruh Indonesia untuk menjelajahi setiap sudut Probolinggo. Acara yang digagas oleh himpunan mahasiswa probolinggo di ITS, PPNS dan PENS (Improses) ini sukses menarik para pelancong muda yang merupakan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di seluruh Indonesia yang telah melalui proses seleksi seminggu sebelumnya. Acara yang bernamaTour de Probolinggo dengan tema Four Days For Earth “Kolaborasi warisan alam, penyelamatan lingkungan dan membumikan kearifan” merupakan kegiatan berwisata dengan aksi penyelamatan lingkungan di setiap objek wisata dan malam kearifan lokal bersama warga asli daerah Probolinggo selama 4 hari dengan destinasi utama Gunung Bromo, Air Terjun Madakaripura, Pelabuhan Tembaga Kota Probolinggo, Pulau Gili Ketapang dan Desa Tiris & Krucil. Acara ini di support oleh Hotel Bromo Permai, Badan Lingkungan Hidup Kota Probolinggo, Biru Deun, Taman Nasional Bromo Tengger, Dinas Komunikasi dan Informasi Kota Probolinggo dan media partner bersama Harian Pagi Kabar Probolinggo, proTV dan Radio Suara Kota FM. Antusiasme peserta terlihat sejak dibukanya pendaftaran yang dilakukan panitia. “Selama 5 hari peserta sudah 110 orang dari berbagai daerah seluruh Indonesia sehingga panitia penutup pendaftaran sebelum waktunya dan memilih dan menyeleksi secara ketat 110 orang menjadi 50 orang,” ungkap Ainil selaku panitia dari kegiatan ini.
            Tepat pukul 05.00 WIB ba’dha subuh suara truk TNI terdengar di Terminal Banyuangga Probolinggo. Sebelumnya 50 pemuda pemudi ini bermalam di Terminal Bayuangga karena memang jadwal yang telah ditetapkan rombongan berangkat pukul 01.00 dini hari. Namun karena kendala cuaca buruk yang menghalangi jarak pandang menyebabkan keberangkatan ditunda sampai pukul 5 pagi. Rombongan segera berkemas dan siap berangkat menuju destinasi pertama di hari pertama yaitu Gunung Bromo.Sekitar 1 jam perjalanan rombongan disuguhi pemandangan yang apik ciri khas Suku Tengger. Setelah sampai, rombongan istirahat sejenak sambil membereskan tas-tas mereka di Hotel Bromo Permai. Di sepanjang perjalanan menuju Gunung Bromo para rombongan melakukan aksi penyelamatan lingkungan. Peserta dibagi 5 kelompok besar yang setiap kelompok membawa 2 polybag besar untuk memungut sampah. Bagi kelompok yang mendapatkan sampah terbanyak, maka berhak mendapatkan hadiah dari panitia. “Sumpah keren banget acara ini. Walaupun gak bisa lihat sunrise, tapi Gunung Bromo tetep keren banget” ungkap Ani salah satu peserta Tour De Probolinggo dari Surabaya. Pukul 13.00 WIB rombongan kembali ke hotel untuk menikmati makan siang sambil bercengkrama. Tidak ada kata panitia maupun peserta untuk kali ini. Semua melebur jadi satu dari berbagai budaya, adat maupun dari segi pergaulan. “Orang Probolinggo ternyata asik juga, rame dan kocak abis. Makanannya juga enak-enak, terutama sambel pecel dan rawonnya” ungkap Fauzan salah satu peserta dari Bandung. Malam harinya peserta disuguhi api unggun di sekitar hotel. Rasa hangat antar peserta dan panitia mengalahkan rasa dingin daerah Gunung Bromo yang suhunya mencapai 14 derajat celcius.
            Keesokan harinya tepat pukul 04.30 WIB rombongan menuju Pundak Lembu untuk mengejar sunrise. Peserta juga diajak sholat diatas gunung untuk mendapatkan sensasi yang berbeda. Namun lagi-lagi cuaca tidak mendukung dan matahari tertutup mendung yang cukup tebal sehingga tidak bisa melihat sunrise. Setelah dari Pundak Lembu, peserta kembali ke hotel untuk bersih diri dan berkemas melanjutkan perjalanan menuju destinasi kedua yaitu Air Terjun Madakaripura. Lagi-lagi peserta terpesona dengan keindahan alam air terjun yang bersejarah ini. Dari air terjun Madakaripura, peserta selanjutnya menuju Alun-alun Kota Probolinggo yang kemudian menuju ke Sentra Batik Tenggeran. Disana peserta diajak belajar nyanting ala masyarakat tenggeran. Setelah puas nyanting, peserta diajak menuju Gereja Merah di Kota Probolinggo. Puas berkeliling di Gereja Merah yang merupakan peninggalan Belanda ini peserta selanjutnya menuju Pelabuhan Kota Probolinggo untuk mendirikan tenda. Malamnya, adrenalin peserta diuji dengan mengunjungi Museum Dr. Moh Saleh. Tempat penuh perjuangan dan sejarah ini rupanya menarik perhatian dari peserta yang merasa adrenalinnya terpacu lebih kencang ketika memasuki ruang mayat dan operasi. Peningggalan-peninggalan dari Dr. Moh Saleh seakan berbicara banyak bahwa dahulu tempat ini menjadi pusat kesehatan di Kota Probolinggo. Dari Museum selanjutnya peserta menuju BeeJay Mangrove Resto  menikmati keindahan malam di hutan mangrove sambil bercengkrama bersama.
Hari ke tiga rombongan Tour De Probolinggo dengan sisa semangat menuju Pulau Gili. Di Gili peserta melakukan aksi lingkungan dan pencerdasan dengan memberikan buku bacaan yang secara simbolis diterima oleh Kepala Sekolah SMPN 3 Sumberasih. Selain itu Goa Kucing rupanya tak lupa di telurusi dan menjadi list wajib destinasi yang wajib dikunjungi. Didalam perjalanan pulang dari Goa Kucing, peserta tak lupa melakukan aksi lingkungan dengan membersihkan bibir pantai di Pulau Gili yang memang kondisinya cukup kotor. Hari ke empat, tujuan terakhir Ranu Agung dan Segaran. Setelah puas bermain dengan air, peserta di sambut dengan hidangan susu hangat asli dari sapi perah Desa Krucil.

Keakraban yg terjalin selama 4 hari, sangat terasa kala menjelang kepulangan. Keluarga baru Improses yg mengesankan. Dari yang semula tidak kenal menjadi akrab menjadi hal yang unik untuk diceritakan. Keakraban dan kekeluargaan timbul karena tidak adanya perbedaan. Dari berbagai budaya, bahasa, dan etnis yang berbeda dari seluruh Indonesia semua berkumupul menjadi satu padu menikmati keindahan alam yang Tuhan ciptakan dengan kesempurnaan-Nya. “Semoga kekeluargaan ini tidak putus sampai disini dan semoga merupakan awal silaturahmi yang nantinya akan berlanjut untuk tahun-tahun berikutnya. Dan semoga pihak pemerintah Probolinggo mendukung acara positif ini karena selain memperkenalkan destinasi wisata di Probolinggo juga acara ini bermanfaat karena ada aksi penyelamatan lingkungan didalamnya. Salam Improses, Berjuang Tanpa Batas “ ungkap Roys sebagai ketua Ikatan Himpunan Mahasiswa Probolinggo se-ITS PPNS dan PENS.

Here this pict :)
































Tidak ada komentar:

Posting Komentar