Selama 4 hari tanggal1-4 Februari
2014 menjadi awal bulan yang paling seru yang akan dilalui 50 pemuda pemudi yang
terpilih dari seluruh Indonesia untuk menjelajahi setiap sudut Probolinggo.
Acara yang digagas oleh himpunan mahasiswa probolinggo di ITS, PPNS dan PENS
(Improses) ini sukses menarik para pelancong muda yang merupakan mahasiswa dari
berbagai perguruan tinggi di seluruh Indonesia yang telah melalui proses
seleksi seminggu sebelumnya. Acara yang bernamaTour de
Probolinggo dengan tema Four Days For Earth “Kolaborasi warisan alam,
penyelamatan lingkungan dan membumikan kearifan” merupakan kegiatan berwisata
dengan aksi penyelamatan lingkungan di setiap objek wisata dan malam kearifan
lokal bersama warga asli daerah Probolinggo selama 4 hari dengan destinasi
utama Gunung Bromo, Air Terjun Madakaripura, Pelabuhan Tembaga Kota
Probolinggo, Pulau Gili Ketapang dan Desa Tiris & Krucil. Acara ini di
support oleh Hotel Bromo Permai, Badan Lingkungan Hidup Kota Probolinggo, Biru
Deun, Taman Nasional Bromo Tengger, Dinas Komunikasi dan Informasi Kota
Probolinggo dan media partner bersama Harian Pagi Kabar Probolinggo, proTV dan
Radio Suara Kota FM. Antusiasme peserta terlihat sejak dibukanya pendaftaran
yang dilakukan panitia. “Selama 5 hari peserta sudah 110 orang dari berbagai
daerah seluruh Indonesia sehingga panitia penutup pendaftaran sebelum waktunya
dan memilih dan menyeleksi secara ketat 110 orang menjadi 50 orang,” ungkap
Ainil selaku panitia dari kegiatan ini.
Tepat pukul 05.00 WIB ba’dha subuh
suara truk TNI terdengar di Terminal Banyuangga Probolinggo. Sebelumnya 50
pemuda pemudi ini bermalam di Terminal Bayuangga karena memang jadwal yang
telah ditetapkan rombongan berangkat pukul 01.00 dini hari. Namun karena
kendala cuaca buruk yang menghalangi jarak pandang menyebabkan keberangkatan
ditunda sampai pukul 5 pagi. Rombongan segera berkemas dan siap berangkat
menuju destinasi pertama di hari pertama yaitu Gunung Bromo.Sekitar 1 jam
perjalanan rombongan disuguhi pemandangan yang apik ciri khas Suku Tengger. Setelah
sampai, rombongan istirahat sejenak sambil membereskan tas-tas mereka di Hotel
Bromo Permai. Di sepanjang perjalanan menuju Gunung Bromo para rombongan
melakukan aksi penyelamatan lingkungan. Peserta dibagi 5 kelompok besar yang
setiap kelompok membawa 2 polybag besar untuk memungut sampah. Bagi kelompok
yang mendapatkan sampah terbanyak, maka berhak mendapatkan hadiah dari panitia.
“Sumpah keren banget acara ini. Walaupun gak bisa lihat sunrise, tapi Gunung
Bromo tetep keren banget” ungkap Ani salah satu peserta Tour De Probolinggo
dari Surabaya. Pukul 13.00 WIB rombongan kembali ke hotel untuk menikmati makan
siang sambil bercengkrama. Tidak ada kata panitia maupun peserta untuk kali
ini. Semua melebur jadi satu dari berbagai budaya, adat maupun dari segi
pergaulan. “Orang Probolinggo ternyata asik juga, rame dan kocak abis.
Makanannya juga enak-enak, terutama sambel pecel dan rawonnya” ungkap Fauzan
salah satu peserta dari Bandung. Malam harinya peserta disuguhi api unggun di
sekitar hotel. Rasa hangat antar peserta dan panitia mengalahkan rasa dingin
daerah Gunung Bromo yang suhunya mencapai 14 derajat celcius.
Keesokan harinya tepat pukul 04.30
WIB rombongan menuju Pundak Lembu untuk mengejar sunrise. Peserta juga diajak
sholat diatas gunung untuk mendapatkan sensasi yang berbeda. Namun lagi-lagi
cuaca tidak mendukung dan matahari tertutup mendung yang cukup tebal sehingga
tidak bisa melihat sunrise. Setelah dari Pundak Lembu, peserta kembali ke hotel
untuk bersih diri dan berkemas melanjutkan perjalanan menuju destinasi kedua
yaitu Air Terjun Madakaripura. Lagi-lagi peserta terpesona dengan keindahan
alam air terjun yang bersejarah ini. Dari air terjun Madakaripura, peserta
selanjutnya menuju Alun-alun Kota Probolinggo yang kemudian menuju ke Sentra
Batik Tenggeran. Disana peserta diajak belajar nyanting ala masyarakat
tenggeran. Setelah puas nyanting, peserta diajak menuju Gereja Merah di Kota
Probolinggo. Puas berkeliling di Gereja Merah yang merupakan peninggalan
Belanda ini peserta selanjutnya menuju Pelabuhan Kota Probolinggo untuk
mendirikan tenda. Malamnya, adrenalin peserta diuji dengan mengunjungi Museum
Dr. Moh Saleh. Tempat penuh perjuangan dan sejarah ini rupanya menarik
perhatian dari peserta yang merasa adrenalinnya terpacu lebih kencang ketika
memasuki ruang mayat dan operasi. Peningggalan-peninggalan dari Dr. Moh Saleh
seakan berbicara banyak bahwa dahulu tempat ini menjadi pusat kesehatan di Kota
Probolinggo. Dari Museum selanjutnya peserta menuju BeeJay Mangrove Resto menikmati keindahan malam di hutan mangrove
sambil bercengkrama bersama.
Hari ke tiga rombongan Tour De
Probolinggo dengan sisa semangat menuju Pulau Gili. Di Gili peserta melakukan aksi
lingkungan dan pencerdasan dengan memberikan buku bacaan yang secara simbolis diterima
oleh Kepala Sekolah SMPN 3 Sumberasih. Selain itu Goa Kucing rupanya tak lupa
di telurusi dan menjadi list wajib destinasi yang wajib dikunjungi. Didalam
perjalanan pulang dari Goa Kucing, peserta tak lupa melakukan aksi lingkungan
dengan membersihkan bibir pantai di Pulau Gili yang memang kondisinya cukup
kotor. Hari ke empat, tujuan terakhir Ranu Agung dan Segaran.
Setelah puas bermain dengan air, peserta di sambut dengan hidangan susu hangat
asli dari sapi perah Desa Krucil.
Keakraban
yg terjalin selama 4 hari, sangat terasa kala menjelang kepulangan. Keluarga
baru Improses yg mengesankan. Dari yang semula tidak kenal menjadi akrab
menjadi hal yang unik untuk diceritakan. Keakraban dan kekeluargaan timbul karena
tidak adanya perbedaan. Dari berbagai budaya, bahasa, dan etnis yang berbeda
dari seluruh Indonesia semua berkumupul menjadi satu padu menikmati keindahan
alam yang Tuhan ciptakan dengan kesempurnaan-Nya. “Semoga kekeluargaan ini
tidak putus sampai disini dan semoga merupakan awal silaturahmi yang nantinya
akan berlanjut untuk tahun-tahun berikutnya. Dan semoga pihak pemerintah
Probolinggo mendukung acara positif ini karena selain memperkenalkan destinasi
wisata di Probolinggo juga acara ini bermanfaat karena ada aksi penyelamatan
lingkungan didalamnya. Salam Improses, Berjuang Tanpa
Batas “ ungkap Roys sebagai ketua Ikatan Himpunan Mahasiswa Probolinggo se-ITS
PPNS dan PENS.
Here this pict :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar