Selasa, 15 September 2015

Mentoring Never Dies

"Assalamu'alaikum wr wb, perkenalkan nama saya Yusman Alharis. Saya angkatan 2011, kalian boleh memanggil saya dengan nama Yusman. Oke, pada kesempatan kali ini saya sedikit menjelaskan kenapa kalian diwajibkan ikut mentoring. Sebelumnya siapa disini yang waktu SMA pernah ikut mentoring?..." begitulah penggalan kalimat pembuka mentoring pertemuan pertama yang bertempat di serambi mekkah timur masjid manarul ilmi ITS, satu tahun yang lalu.

Kemudian saya lihat satu persatu adek-adek mente saya, kok cuman ada 6? yang satu kemana? tanya saya kepada mereka. "rizky mubarok dia sedang tes menjadi pilot mas.." kata dek lukman.

Untuk pertama kalinya saya bungah (senang) karena pengalaman 2 tahun menjadi mentor, baru pertama kalinya mendapat mente sebanyak ini dengan antusiasme yang sangat tinggi. Biasanya cuman 3 orang atau paling mentok dan banyak ya 5 orang. Hal ini pula yang membuat saya semakin semangat belajar bersama mereka, mengingat saya menjadi mentor karena -terpaksa. haha


"Mas yusman, kita sedang kekurangan mentor nih mas, mas yusman mau ya jadi mentor..." pinta salah satu adek junior saya yang mengurusi mentoring, Taufik Kurniawan namanya yang sekarang menjadi ketua umum forsis.
"hmmm, sek ya dek, tak pikirkan lagi.." jawabku singkat

satu minggu kemudian
"bagaimana mas? butuh cepat nih mas biar tidak kosong dan segera dimulai mentoringnya.." pinta dek Taufik sekali lagi dengan wajah memelas. haha
"baik dek, saya daftar menjadi mentor..."

Dua hari setelahnya saya mengikuti tes seleksi mentor. Dan apa yang terjadi? setelah menjawab pertanyaan dari tes yang diberikan oleh panitia yang jawabannya lumayan banyak dan panjang lebar, "Mas Yusman dulu pernah jadi mentor ya? Kalau iya, tidak perlu ikut tes lagi mas.." kata salah satu panitia.
 *heningkemudianpingsan



Itu adalah sepenggal kisah perjalanan menjadi mentor untuk terakhir kalinya. Sebenarnya belum sepenuhnya merasa pantas untuk menjadi mentor, tapi kalau bukan saya? kalau bukan sekarang? terus siapa dan kapan?
Ya, mentoring pada hakikatnya adalah belajar bersama. Selalu saya tegaskan kepada mente-mente saya sebelum memulai mentoring, bahwa kita sedang belajar. Bahwa boleh jadi ilmu dari mente-mente saya jauh lebih banyak dari saya. Bahwa boleh jadi amalan-amalan mente-mente saya jauh lebih bagus daripada saya. Bahwa boleh jadi mente-mente saya lebih paham mendalam tentang agama daripada saya. Untuk itu, saya tegaskan apabila dalam proses belajar mengaji ini ada kesalahan yang saya ucapkan, mente-mente saya boleh mengoreksi dan mencari solusi bersama-sama. Solusi bersama bukan berarti menyatukan pendapat, tetapi lebih kepada menyatukan sudut pandang. Pendapat tidak ada yang salah, selama itu masih dalam koridor yang sesuai dengan tuntunan agama. Karena pendapat orang pada dasarnya tidak bisa disatukan, karena itu namanya pemaksaan.

Terlepas dari itu semua, saya merasa nyaman dengan kelompok mentoring kali ini. Saya perhatikan bahwa mereka suka yang namanya traveling. Maka sebab itu, saya sering mengajak mereka mentoring keluar, jalan-jalan mempelajari jejak-jejak islam, ke masjid ampel, ke masjid al akbar surabaya, sampai ke puncak mahameru. #pesan saya: pahami dan pelajari karakter mente kita, nanti kita mudah dalam mengenal mereka dan menjadi bagian dari mereka.
Alhasil, dari yang hanya 7 anak, sekarang bertambah 3 anak, jadilah Ben TEN! haha

Well, kemaren, 13 September 2015, secara spesial mereka para adek-adek ku yang saya sayangi, menyambut hari wisuda saya. Terharu dan sangat senang rasanya, mengingat hari itu adalah hari bersejarah dalam hidup saya. Terimakasih saya haturkan kepada kalian semua. Sukses di jalan masing-masing. Semoga kita dipertemukan kembali. Terimakasih untuk satu tahun telah menjadi bagian dalam hidup saya.. ^_^


Ini dia anggota mentoring never dies.
1. Bayu Samudra
Daeng dari makasar, anak paling tua, tapi wajah selalu muda. orangnya supel, suka naek gunung, dan pernah kuliah di Universitas Hasanuddin Makasar.
2. Ahmad Rais Shiddiq
abang rais panggilannya, pernah kuliah di Universitas Diponegoro, Semarang. Anaknya pendiam, dewasa dan sekali ngomong selalu mengena dan to the point. Mungkin pengalaman kali ya. Pernah masuk di jomblo its instagram, wkwk gara-gara si wildan.
3. A. Wildan Azizi
anaknya pernah satu tahun berhenti tidak kuliah. Anaknya dewasa, kadang suka bertingkah aneh hahah. Satu kota sama saya, Kota Probolinggo
4. Rizky Mubarok
anak Sampoerna Academic Malang nih, mantan Ketua OSIS, dan masih berambisi mengejar cita-cita menjadi pilot. Anaknya supel, humble, suka travelling, dewasa dan visioner. Sukses buat kamu dek untuk pilotnya.
5. Dhamai Briliant Anggara
biasa dipanggil idam, lha kenapa? coba kamu sebut nama idam berulang kali, jadi dhamai kan? haha. Entahlah darimana itu nama bersumber. Anaknya kucel, mirip Ikal di laskar pelangi gitu lah. haha, anaknya kecil tapi tenaga porter. sanggup membawa beban berat ke puncak mahameru kala itu, tapi gak tau dah kalo beban hidup, haha. Cuek tapi sebenarnya peduli dan perhatian.
6. Taufik Afiif Maldini
orang padang, suka dengerin musik, berkumis dan berkepribadian bapak-bapak. haha
7. Rizky Nanda Noverianto
asli surabaya, suka otomotif, suka survey juga sih sama suka traveling. Orangnya kocak dan bikin suasana tambah seru kalo lagi pas kumpul. oy, nama panggilannya cupo. Gak tau kenapa haha
8. Muhammad Lukman Hakim
orang bogor, salah satu anak pinter di kelompok mentoring kita, IPKnya tinggi, cerdas, ramah dan penyayang. Cocok nih yang mau nyari calon, saya rekomendasikan haha.
9. Muhammad Nasrudin
dipanggil udin porong, anaknya pendiam, selalu mengajak diskusi masalah organisasi dan seputar kuliah, dan sering merasa gak pede. sama kayak saya haha
10. Muhammad Alifian
anak asli palembang, wong kito! cabi-cabi menggemaskan dan ngangenin, orangnya ramah, sering bertingkah seperti anak kecil yang membuat orang sekitar menjadi gemas, rambutnya keriting dan ah pokoknya ini anak yang selalu bikin hati senang kalau kumpul. terimakasih ya pem-peknya hehe

here the picture we are!


















Tidak ada komentar:

Posting Komentar