Senin, 31 Agustus 2015

Rembulan Tenggelam di Wajahmu

“Begitulah kehidupan, ada yang kita tahu, ada pula yang tidak kita tahu. Yakinlah, dengan ketidak-tahuan itu bukan berarti Tuhan berbuat jahat kepada kita. Mungkin saja Tuhan sengaja melindungi kita dari tahu itu sendiri.”
Tere Liye, Rembulan Tenggelam di Wajahmu
Satu lagi novel epik dari Tere Liye, Rembulan Tenggelam di Wajahmu.
Sekilas membaca judulnya, wah ini pasti novel bercerita romance yang mengasyikkan- pikirku dalam hati.
Pengalamann membaca novel Tere Liye yang sebelumnya saya ulas, RINDU yang cukup membuat aku takjub dengan alur ceritanya, pasti ini tentang percintaan yang sangat romantis dari Tere Liye-

Aku salah besar!
Tidak ada cerita romantis yang disajikan dalam novel beralur maju mundur maju mundur ini.
Mirip novel RINDU, novel ini bertajuk "mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan hidup"
Rey, atau Rehan Raujana memiliki 5 pertanyaan besar dalam hidupnya. Rey beruntung, memiliki kesempatan untuk mengetahui kehidupan masa lampaunya dan membenahinya, lewat "orang berwajah ramah".
Alur yang tak menentu, kadang maju ke masa depan, kadang mundur ke masa lalu, Rey di seret oleh kumparan waktu untuk menyaksikan masa lalunya.
Lalu dimanakah jawaban atas 5 pertanyaan Rey yang akan mengubah semuanya? Termasuk pertanyaan, kenapa novel ini berjudul "Rembulan Tenggelam di Wajahmu?"
Temukan jawabannya lewat novel ini.

★★★★★★★☆☆☆
7 bintang dari 10 = direkomendasikan untuk dibaca
“Bagi manusia, hidup itu juga sebab-akibat, Ray. Bedanya, bagi manusia sebab-akibat itu membentuk peta dengan ukuran raksasa. Kehidupanmu menyebabkan perubahan garis kehidupan orang lain, kehidupan orang lain mengakibatkan perubahan garis kehidupan orang lainnya lagi, kemudian entah pada siklus yang keberapa, kembali lagi ke garis kehidupanmu.... Saling mempengaruhi, saling berinteraksi.... Sungguh kalau kulukiskan peta itu maka ia bagai bola raksasa dengan benang jutaan warna yang saling melilit, saling menjalin, lingkar-melingkar. Indah. Sungguh indah. Sama sekali tidak rumit.” Tere Liye, Rembulan Tenggelam di Wajahmu

diatas balkon
tempat penuh inspirasi
ditemani rembulan yang memerah-

Minggu, 09 Agustus 2015

RINDU

RINDU ; membaca judulnya saja seperti ada sesuatu yang merasuk ke dalam jiwa, lalu kemudian hilang!!! Tanpa disadari, judul dari novel ini menghipnotisku beberapa detik, dan kemudian pertanyaan-pertanyaan dikepalaku memutar dan kemudian buncah. RINDU, akan membawamu menikmati alur cerita yang sungguh epik dan merenyuh hati, jika kamu sedang RINDU terhadap seseorang yang pernah menjadi bagian masa lalumu..

RINDU; novel karya Tere Liye ini sedikit menyita waktuku. Bagaimana tidak, alurnya bagai air yang mengalir tenang. Ditinggal sedikit saja, ah sayang kalau tidak dituntaskan. Benar-benar novel yang menarik perhatian dan penasaran yang tinggi terhadap cerita-ceritanya.

RINDU; seperti biasa, yang menjadi ciri khas dari sekian novel Tere Liye adalah novel yang berisi petuah-petuah kehidupan, sangat kental -agamanya-, namun dikemas dengan apik oleh Tere Liye menjadi sebuah novel tanpa ditemukan penggalan ayat al-quran didalamnya.

RINDU; dimulai dengan setting di sebuah pelabuhan makasar dengan latar waktu jaman kolonial belanda yang khas dengan para koloni-koloni belanda dan juga kereta kerajaan jaman dulu, membawa cerita tentang 5 orang insan yang mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan hidupnya dalam perjalanan suci dengan menggunakan kapal besar jaman belanda, BLITAR HOLAND.

RINDU; membawa 5 orang dengan latar belakang berbeda, usia dan watak yang tak sama dikemas dengan alur tunggal yang -sepertinya saling melengkapi. Gurutta, seorang sesepuh dan ulama yang sangat bijak, dikagumi masyarakat makassar, namun memiliki pertanyaan besar yang tidak bisa dijawab oleh -dirinya sendiri, Bunda Upe atau Ling Ling, bagaimana dia menemukan jawaban atas masa lalunya yang begitu kelam. Daeng Adipati, yang masih punya pertanyaan tentang dendam dengan (lagi-lagi) tentang masa lalunya, Mbah Kakung, yang menanyakan tentang hakekat cinta sejati- kenapa cinta harus pergi disaat semuanya tinggal selangkah menuju tanah suci? dan tokoh terakhir, Ambo Uleng, pemuda perkasa yang melarikan diri dari masa lalu yang takut akan kehilangan dan rasa kecewa yang begitu mendalam, lantaran urusan CINTA.

RINDU; 544 halaman yang membuatku menemukan jawaban yang selama ini aku cari. Maka bersiaplah dalam perjalanan panjang yang menguras konflik batin dan pergulatan jiwa, dalam menemukan pertanyaan-pertanyaan dalam hidup ini--

★★★★★★★★☆☆
8 bintang dari 10 = sangat direkomendasikan untuk dibaca


tambahan
sebuah puisi dari Gurutta yang sangat indah-
“Wahai laut yang temaram, apalah arti memiliki? Ketika diri kami sendiri bukanlah milik kami.
Wahai laut yang lengang, apalah arti kehilangan? Ketika kami sebenarnya menemukan saat kehilangan, dan sebaliknya, kehilangan banyak saat menemukan.
Wahai laut yang sunyi, apalah arti cinta? Ketika kami menangis terluka atas perasaan yang seharusnya indah? Bagaimana mungkin, kami terduduk patah hati atas sesuatu yang seharusnya suci dan tidak menuntut apa pun?
Wahai laut yang gelap, bukankah banyak kerinduan saat kami hendak melupakan? Dan tidak terbilang keinginan melupakan saat kami dalam rindu? Hingga rindu dan melupakan jaraknya setipis benang saja.”

Jumat, 07 Agustus 2015

Sejarah hari ini-

Bismillah,
Sebenarnya blog ini saya buat ketika saya masih menjadi mahasiswa baru (baca: maba) di salah satu kampus ternama di Surabaya (ITS CVK). Berawal dari tugas kuliah salah satu mata kuliah puaalliing menyenangkan ketika maba, Pengantar Ilmu Komputer (PIK) dengan asdos (asisten dosen) yang agak galak, haha. Masih ingat dikepala saya nama-nama asdos saya, ada Mas Iwan yang sangat bijaksana, sebenarnya dia angkatan 2008, tetapi karena sakit keras dan IP nya sangat rendah, menyebabkan dia memulai lagi dari 0. Dia masuk lagi di Jurusan Statistika dengan NRP 1309100 (yang menandakan dia angkatan 2009). Kabar terakhir yang saya dengar dia sedang meniti karier di Jakarta, kurang update kerja apa, hehe. Yang kedua, ada Mas Billy, sekarang dia jadi pengusaha yang sedang meranjak naik daun. Kenal Martabak Mercon? Yap, dialah ownernya. Keren!. Yang ketiga, Mas Imam, dia nih sosoknya misterius, haha kelihatan pendiam sih, tapi waktu BCS (baca: be-ce-es) Bina Cinta Statistika 2011 salah satu acara pengaderan, dia paling galak. Dia kalau tidak salah jadi instruktur pengaderan. Ada lho pepatah yang mengatakan, marahnya orang pendiam itu adalah yang paling bahaya. Haha ini dia salah satunya. Ada lagi yang terakhir, mas Fadly, orangnya tembem, udah itu aja. haha

But, big thanks for you all mas-mas asdos. Berkat kalian saya dapet AB, berkat kalian juga kita diajari tentang bagaimana menjadi mahasiswa sesungguhnya, berjuang melawan ketidak mungkinan dan menjadi pribadi yang hebat.. #prok prok prok

Nah, pasca mata kuliahnya udah selesai, blog nya terbelengkalai tak karuan, sempat di re-kontruksi ulang tahun 2014. Punya niat untuk nge-blog, tapi apa daya, gravitasi di kasur lebih berat bung daripada di planet merkurius sekalipun haha. Hingga akhirnya saya terinspirasi lagi untuk mengisi kekosongan hati waktu sambil nunggu lamaran cewek pekerjaan. Doakan ya para blogger mania semoga cepat dapet momongan pekerjaan yang halal dan barokah. hehe
Sekian dari saya, semoga bermanfaat..
(ym) 07/08/2015

Kelas Inspirasi Ala Asdos PIK